Pages

RSS

Kamis, 23 Agustus 2012

Pengorbanan Nisa


Namaku Nisa,aku lahir di Singapura 18 tahun lalu. Aku di lahirkan di Singapura saat abiku sedang sibuk mengurusi usaha tekstilnya di sana,mungkin sebagian orang menginginkan hidup seperti yang aku jalani saat ini. Hidup yang di penuhi dengan materi yang berlimpah,kasih sayang yang mengalir begitu derasnya dari kedua orang tuaku,dan yang tak kalah penting apa yang aku ingin selalu aku dapat. Aku sangat bahagia hidup dan tumbuh di keluarga ini,tapi aku sedikit sedih saat abiku mengirimku ke Mesir untuk menuntut ilmu di sana. Awalnya aku sangat sedih dan sedikit ngambek pada abi,tapi lama-kelamaan aku sadar bahwa ini yang terbaik untukku dan aku mencoba untuk menerima ini semua. Jam menunjukkan pukul 10 malam,kini waktunya untukku pergi ke bandara. Di bandara aku tak mampu menahan air mataku saat aku harus berpisah dengan umi dan abi,ku peluk erat umi dan abi dengan penuh cinta ”Aku sangat sayang umi dan Abi,tunggu Nisa kembali ya bi”ucapku dengan rasa penuh haru ”Kami juga sangat menyayangimu nak,abi akan selalu menunggumu nak” jawab abi dan memelukku ”Umi berpesan jangan lupa sholat ya nisa,jangan lupakan Allah SWT” sahut umi ”Iya mi Nisa akan selalu ingat nasihat umi”. Ku langkahkan kaki ini masuk kedalam pesawat yang siap membawaku ke Mesir.

2 tahun sudah aku menuntut ilmu di Mesir,dan 2 tahun pula aku belum pulang ke Indonesia sama sekali. Akhirnya aku memutuskan tahun ini untuk pulang ke Indonesia. Hari ini aku tiba di bandara internasional Soekarno-Hatta,hatiku benar-benar gembira sekali karena aku akan bertemu dengan umi dan abi. Di pintu keluar bandara aku melihat umi dan abi menjemputku dengan senyum khas mereka,umi dan abiku pun menjadi lebih bahagia saat mereka melihat putri satu-satu mereka memutuskan memakai jilbab untuk menutupi auratnya. Pertemuan yang sangat mengharukan bagiku,tanpa berfikir panjang aku langsung memeluk umi kemudian memeluk abi. Begitu kami sampai di rumah aku mengamati sekeliling rumahku dan tak banyak yang berubah dari rumah ini.

Sudah 1 bulan ini aku di Indonesia,harusnya aku kembali ke Mesir 1 minggu yang lalu tapi aku masih sangat berat jika aku harus meninggalkan lagi keluargaku ini. Di saat waktu senggang aku dan keluargaku berkumpul,seperi biasa aku bermanja-manja kepada abi ”Bi Nisa boleh minta sesuatu ke abi?” ucapku dengan tidur dipagkuan abi ”Putri abi ingin apa dari abi?” sahut abi dengan membelai pipiku ”Bi boleh tidak Nisa meneruskan kuliah di Indonesia saja?Nisa tidak mau meninggalkan abi dan umi lagi,Nisa mohon ya bi” jawabku dengan memohon kepada abi ”Tapi bukannya di Mesir lebih maju dan bagus sayang?” ”Kalau masalah itu kan tergatung setiap individunya bi,percuma juga kan bi aku kuliah di Mesir yang begitu maju Universitasnya tapi aku tidak bisa konsentrasi kuliah karena pikiranku ada di sini bersama abi dan umi,tapi kalau Nisa kuliah disini insyaallah Nisa akan lebih berkonsentrasi” jelasku kepada abi ”ya sudah jika itu yang Nisa mau,abi akan mencari universitas yang baik untuk Nisa” ”terima kasih ya bi”.

Hari ini hari pertamaku masuk di salah satu Universitas Islam swasta di Jakarta. Saat aku berjalan di lorong tiba-tiba ada seorang lelaki memberi salam padaku ”Assalamualaikum” lelaki itu mengucapkan salam denga menundukkan kepalanya ”Waalaikumsalam” balasku dengan menundukka kepala juga ”Anda pasti mahasiswi baru di sini ya?perkenalkan nama saya Arman mahasiswa bahasa arab” ucap laki-laki itu dengan senyumnya ”Iya,nama saya Nisa. Wah kebetulan saya juga mahasiswi bahasa arab,bisakan kamu mengantar saya ke kelas?karena dari tadi saya telah mencari kelas bahasa arab tapi saya tidak bisa menemukannya” ”Denga senang hati saya akan mengatar kamu ke kelas” aku dan Arman akhirnya pergi ke kelas bersama-sama. Aku sangat senang bisa bertemu dan berkenalan dengan seorang laki-laki yang tampan,gagah,berwibawa,taat kepada agama, dan sopan seperti Arman tapi sayang Arman tak bisa menarik hatiku. Kami memang baru berkenalan tapi kami bisa sangat akrab layaknya sahabat yang telah kenal lama,kami juga saling membantu di saat mengalami kesulitan. Arman juga sering mengantarku pulang dan berbincang-bincang dengan abi dan umi,sejak itulah Arman sangat dekat dengan kedua orang tuaku.

Siang itu setelah kuliah aku pulang sendirian karena kebetulan Arman sedang sibuk mengurusi Baksos yang akan dilaksanakan oleh anak-anak SKI. Saat aku berjalan menuju keluar kampus tiba-tiba ada mobil yang kehilangan kendali dan hampir menabrakku,tapi untung saja ada seseorang yang menolongku. Pria yang menolongku itu sangat berbeda dengan Arman,pria itu berpenampilan seperti orang rock and roll tindik tak luput menghiasi telinganya dengan kaos oblongnya dan celana yang robek dimana-mana tapi entah kenapa saat aku berada di dekatnya aku merasa seperti ada getaran yang sangat aneh. Pria itu bernama Edo seorang anak begajulan yang tak tau aturan dan adab,awal aku berkenalan aku merasa sangat aneh saat di dekatnya karena jujur ini baru pertama kalinya aku bergaul dengan anak yang sangat tak tau aturan seperti ini. Edo pernah aku bawa ke rumah dan aku perkenalkan pada abi,umi dan Arman,tidak heran jika abi dan umi tak suka melihat Edo yang sangat tidak sopan dan aku pun tak memaksa orang tuaku untuk menyukai Edo karena aku tau bahwa umi dan abi adalah seseorang yang sangat memegang teguh agama,sedangkan Edo entah kapan dia terakhir melaksanakan sholat. Arman yang sangat menghargai orang pun entah kenapa saat aku kenalkan padanya tiba-tiba Arman pergi tanpa meninggalkan sepatah kata padaku atau pun kepada Edo.

Semenjak aku berteman dengan Edo aku lebih sering pergi dan di antar pulang oleh Edo. Intensitasku yang lebih sering bersama Edo membuat abi dan umi tak nyaman,hingga abi pun menegurku sesaat setelah Edo mengantarku pulang. Setelah aku membuka pintu aku di kejutkan oleh suara abi yang begitu keras menegurku ”Nisa sampai kapan kamu akan bergaul dengan pemuda begajulan itu?!!” bentak abi kepadaku ”Bi dia itu punya nama dan namanya Edo” jawabku dengan wajah yang mulai memerah karena baru pertama kali ini aku di bentak oleh abi ”Sudah bi Nisa kan baru pulang,biarkan saja dia istirahat dulu” sahut umi membelaku ”Umi jangan pernah membela Nisa,karena Nisa ini sudah salah langkah. Dan kamu Nisa,abi tak mau lagi melihat kamu bergaul dengan pemuda begajulan itu lagi. MENGERTI NISA!!!” ”Maaf bi Nisa tidak bisa,karena Nisa Menyukai Edo” ”APA!!!! Apa yang bisa kamu harap dari pria yang tak tau adat itu?mengurus dirinya dan agamnya saja dia tak mampu apa lagi mengurusi dirimu?apa anak begajulan seperti itu yang akan kamu jadikan imam dikeluargamu kelak Nisa??bagaimana Edo bisa mengarahkan kamu di jalan Allah SWT,jelaskan pada abi Nisa?”Sahut abi dengan nada lebih tinggi ”itulah bi yang membuat Nisa menyukai Edo,Nisa tertantang abi untuk membimbing Edo di jalan Allah SWT”sahutku dengan berlinang air mata ”Diam !!!”ucap abi memotong omonganku ”sudah bi,sudah. Nisa masuk kamar” jawab umi lagi-lagi membelaku. Hari itu aku sangat sedih sekali karena aku untuk pertama kalinya membangkang apa yang dikatakan oleh orang tuaku demi orang seperti Edo,mungkin ini adalah hal yang konyol tapi aku pun tak bisa membohongi hatiku bahwa aku sangat menyayangi Edo.

Semenjak kejadian itu hubunganku dengan orang tuaku menjadi sangat renggang. Tak ada lagi ciuman untukku yang selalu abi dan umi berikan untukku setiap aku akan pergi kuliah. Sepulang kuliah seperti biasa Edo menjemputku dan membawaku ke sebuah tempat yang sangat romantis,hal yang sangat tak kuduga terjadi padaku. Edo melamarku,hatiku sangat gembira sekali dan aku pun langsung menerimanya. Setelah itu aku pun di antar pulang oleh Edo. Sesampainya aku di halaman rumah aku berpapasan dengan Arman,aku memandangi Arman sedangkan Arman hanya fokus melihat depan dan mengatakan sesuatu padaku ”Aku kecewa padanyamu,sangat amat kecewa padamu. Yang pertama aku kecewa karena ternyata cintaku padamu tak terbalas dan kamu lebih memilih pria itu,yang kedua aku kecewa padamu karena Nisa yang sekarang tak lagi seperti Nisa yang aku kenal dulu. Nisa yang dulu adalah Nisa yang selalu patuh kepada orang tua,tapi Nisa yang sekarang adalah Nisa yang menentang orang tuanya sendiri” Ucap Arman dengan pandangan lurus kedepan dan begitu saja berlalu,aku hanya dapat terpaku mendengar apa yang dikatakan Arman dan tak terasa apa yang dikatakan Arman membuatku meneteskan air mata. Kuusap air mata ini dan segera memasuki rumah. Di dalam rumah aku melihat abi dan umi duduk di ruang tamu seperti menunggu seseorang,ternyata orang tuaku menungguku dan ingin membicarakan sesuatu padaku. Setelah aku duduk di hadapan orang tuaku,abi mulai mengatakan sesuatu hal dan hal itu adalah tentang perjodohanku dengan Arman. Aku sangat menolak perjodohan ini ”Maaf bi Nisa tidak bisa,karena Nisa telah dilamar Edo dan kami akan segera menikah” jelasku sambil menunjukkan cincin yang melingkar manis di jariku ”Umi mohon Nisa,tolong ikuti apa kata abimu sekali ini saja” pinta umi sambil berlutut dihandapanku dan berderai air mata ”Nisa mohon umi,umi jangan seperti ini biarlah Nisa menentukan jalan hidup Nisa sendiri” ”Dengarlah nak,ini umi yang melahirkan  dan membesarkanmu sedang memohon di hadapanmu. Umi tak ingin kamu terjebak oleh jebakannya” ”sudahlah umi kita sudah terlalu banyak berbicara,abi sudah capek mengingatkan Nisa. Dan kamu Nisa jika memang kamu lebih memilih Edo silahkan kamu pergi dari rumah ini dan jangan pernah kembali lagi ke rumah ini” sahut abi dengan tegas. Mendengar perkataan itupun aku langsung keluar dari rumah dan mencari Edo. Dengan hati yang hancur aku pergi mencari Edo di rumahnya,begitu kagetnya aku saat yang membuka pintu rumah Edo adalah seorang wanita dengan perut yang membesar , ya wanita itu hamil sekitar 8 bulan. Dengan deraian air mata aku bertanya kepada wanita itu siapa dia,aku lebih kaget lagi saat wanita itu menceritakan jati dirinya. Wanita itu bernama Lira,Lira adalah istri Edo yang di nikahi 4 bulan lalu. Edo menikahi Lira kerena Edo menghamili dirinya,dengan wajah yang sangat kebingungan aku menanyakan Edo, Lira pun memenggil Edo dan Edo menyahut panggilan istrinya dengan menyebut Lira dengan panggilan sayang. Hati ini  semakin sakit hancur,tak lama Edo keluar dan terkejut saat melihat aku. Setelah aku melihat Edo aku langsung pergi dengan deraian air mata, Edo mengejarku dengan hati yang piluh aku kembalikan cincin yang di berikan padaku tadi ”Aku memang hancur tapi aku punya perasaan dan aku tak bisa menyakiti hati istrimu do”. Aku berlari entah kemana kaki ini membawaku,di jalan aku berpapasan dengan mobil Arman. Arman menghentikan lagu mobilnya dan menghampiriku,kemudian Arman membawaku ke suatu tempat. Disana aku menceritakan semua yang telah terjadi pada diriku,Arman juga menceritakan sesuatu kepada diriku tentang Edo. Arman telah mengenal Edo beberapa tahun yang lalu,Arman juga sebenarnya telah mengatahui bahwa Edo telah memiliki istri tapi Arman tak pernah menceritakan padaku karena dia tau walaupun dia menceritakan padaku,aku takkan percaya karena aku sedang di butakan oleh cinta. Dan Arman juga percaya bahwa suatu saat nanti mata hatiku akan di buka oleh Allah dan tanpa Arman cerita aku akan tau semua kebenaran ini. Mendengar cerita Arman air mata yang keluar dari mata ini semakin deras,aku pun menangis di pelukan Arman. Setelah aku puas mencurahkan isi hatiku,aku diantar Arman pulang dan meminta maaf kepada orang tuaku.

Di rumah orang tuaku menerima permintaan maafku dengan baik,selain itu di hadapan kedua orang tuaku dan Arman aku menerima pinangan Arman. Aku berharap aku bisa bahagia dengan Arman,dan aku akan belajar untuk mencintai Arman. Ke esokan paginya ternyata ada Edo yang ingin menemuiku,aku menemuinya dengan rasa benci. Edo meminta maaf kepadaku dan memintaku untuk mau kembali padanya selain itu dia juga berjanji akan menceraikan Lira asalkan aku mau kembali padanya ”Apa kamu sadar kamu berbicara dengan siapa?aku ini wanita Edo dan aku tak mungkin tega menyakiti hati wanita lain,pergilah kamu bersama istrimu aku telah rela melepasmu untuk Lira” ”Nisa apa kamu tak mencintaiku?aku sangat mencintaimu Nisa”tanya Edo dengan memegang tanganku ”Aku memang mencintaimu Edo tapi  maaf karena aku lebih mencintai orang tuaku dan Arman,tolong jangan pernah lagi menggangguku karena minggu depan aku akan menikah dengan Arman. Aku memang ingin bahagia walaupun itu tanpamu akan ku coba. Aku rasa sudah cukup assalamualaikum” jelasku dengan menutup pintu rumah dan pintu hatiku untuk Edo.

By:Manzil Wahyu Khoironi

Senin, 20 Agustus 2012

Zahra

Hidupku tak seperti kehidupan gadis remaja lainnya.Walaupun kini usiaku telah menginjak 17 tahun tapi aku tidak bisa bebas seperti layaknya remaja lain yang bisa kemana saja yang mereka suka,karena aku tumbuh dalam keluarga yang keras, keluarga yang akan memberi toleransi pada setiap apapun yang menurut keluargaku tak baik. Awalnya aku menganggap bahwa hal ini sangat tidak baik untukku mencari pacar,sesuatu itu pasti akan muncul pada jiwa setiap remaja.

Diusiaku yang ke 17 tahun aku telah menginjak kelas 3 SMA. Di kelas 3 ini aku memiliki teman baru,aku sangat senang sekali,tapi entah kenapa pandanganku tak pernah bisa lepas dari anak yang duduk di bangku depan. Dia bernama Fian,sesosok anak laki-laki pendiam dan pandai ini telah berhasil memikat hatiku yang paling dalam. Tapi aku hanyalah gadis perempuan biasa yang tak mampu untuk mengungkapkan apa yang aku rasa,alasannya sangat sederhana yaitu karena aku adalah seorang gadis sedangkan anak gadis tak pantas untuk memulainya dahulu. Aku memutuskan untuk menyimpannya dalam hatiku yang sangat dalam,dan aku hanya bisa berdoa agar Allah melindungi aku dari rasa sakit hati.

Siang itu tepat pukul 10.00 WIB waktunya jam istirahat,waktu istirahat ini aku manfaatkan untuk melaksanakan sholat dhuha di masjid sekolahku. Di masjid ini lah aku selalu mencurahkan segenap isi hatiku mulai dari perasaan sedih maupun senang. Kubersimpu dalam setiap sujudku,kusebut nama-Mu di setiap nafasku Ya Allah. Selesai sholat dhuha aku bersiap-siap untuk kembali ke kelas,tiba-tiba ada yang menepuk punggungku dari belakang "Assalamualaikum,Zahra kan?" "Waalaikumsalam,iya"jawabku dengan tersenyum "Alhamdulillah,kenalkan aku Ali anak XII IPA 5 aku sering melihatmu di masjid ini sholat dhuha,bolehkan kita kenalan?" sahut laki-laki itu dengan mengulurkan tangan "Namaku Fatimah Az Zahra" "Nama yang indah" ucap Ali dengan senyum yang menghiasi wajahnya,kami pun pergi ke kelas bersama.

Di kelas seperti biasa aku hanya mampu memandang Fian dari jauh. Terkadang hati ini ingin sekali mendekatinya tapi apa daya aku tak mampu melakukan itu semua. Hari ini di kelasku ada anak baru,dia bernama Safa,Safa adalah seorang gadis cantik yang berkulit putih dan bermata sipit dan indah. Dikelas Safa menjadi primadona bayak laki-laki yang terkesima oleh kecantikan Safa tak terkecuali Fian. Kedekatan Fian dan Safa kali ini membuat hatiku sakit hati,lagi-lagi aku bisa apa?setiap aku sakit melihat Fian dan Safa aku hanya bisa berlari ke masjid untuk sholat Dhuha dan berdoa untuk mencurahkan segala isi hatiku kepada Allah SWT. Dalam tangis ku berdoa "Ya Allah begitu sakit hati ini melihat mereka berdua,begitu hancur hati ini. Hati ini telah hancur berkeping-keping,Kupungut sisa-sisa kepingan hati ini untuk menjalani hidup ini. Kuatkanlah hati yang rapuh ini Ya Allah". Selesai sholat Dhuha dan masih dalam masjid aku bertemu dengan  Ali,kami pun bercerita banyak. "Zahra kenapa bersedih?"ucap Ali dengan lembut "Aku tak tau pantaskah aku menyimpan rasa sayang ini kepada Fian,hatiku sakit saat melihat Fian dan Safa bermesraan" tak terasa aku mengatakan hal itu dengan linangan air mata "Cintailah seseorang itu karena Allah SWT bukan karena nafsu,niscaya kita akan ikhlas walaupun kita harus kehilangan orang itu,seperti cintaku ke kamu Zahra" tegas Ali sambil mengusap air mataku "Apa Ali?" "Maaf jika aku lancang mengungkapkan isi hatiku,tapi aku mencintaimu karena Allah SWT dan hal itu lah yang membuat aku ikhlas jika harus kehilangan kamu. Mungkin bagimu aku aneh karena aku bisa mencintaimu padahal kita baru saling mengenal selama 3 hari,tapi asal kamu tahu aku butuh waktu 3 hari untuk mengenalmu tapi aku butuh waktu selama sisa hidupku untuk menyayangimu" "Tapi aku tidak bisa menerimamu" "Zahra tak perlu menerima cintaku ini,biarlah kasih sayang ini selalu menyertaimu dalam setiap hidupmu dan biarlah masjid ini yang menjadi saksi betapa besar rasa sayangku terhadapmu"Ucap Ali sambil berlalu meninggalkanku. Dengan wajah kebingungan aku mengusap air mataku dan bergegas meninggalkan masjid.

Semenjak kejadian itu aku tak lagi bertemu dengan Ali,jujur aku merasa sedikit bersedih karena aku merasa sangat kehilangan sahabat baik seperti Ali,aku sangat rindu saat aku dan Ali sholat Dhuha bersama-sama. Pagi ini aku berangkat lebih awal dari hari-hari sebelumnya,aku sangat kaget saat melihat sebuah bungkusan kecil  beserta sepucuk surat. Kubuka perlahan bungkusan itu dan ternyata bungkusan itu berisi Al-Qur'an mini dan Tasbih,setelah itu aku buka sepucuk surat itu dan membacanya.

To : Fatimah Az Zahra tersayang

Maaf karena aku tak lagi bisa menemanimu
Maaf karena aku tak lagi mampu menghapus air matamu
Maaf karena aku tak lagi mampu untuk menghiburmu dikala kau sedih
Maaf karena aku harus meninggalkanmu seperti ini
Beribu maaf karena aku tak mampu lagi melawan takdir yang telah di gariskan oleh Allah SWT,entah kenapa Allah hanya memberiku waktu yang sangat amat sedikit bagiku untuk mencintai dan menyayangimu tapi aku bahagia.
Aku bahagia karena bisa mengenalmu
Aku bahagia karena bisa mencintai dan menyayangimu walaupun hanya sebentar saja
Hal terindah yang pernah aku lakukan selama aku hidup adalah MENCINTAI FATIMAH AZ ZAHRA sungguh aku mencintaimu karena Allah SWT.
Kutitipkan sedikit kenangan untukmu yaitu Al-Qur'an dan tasbih ini untukmu,aku harap ini dapat menggantikan posisiku untuk di sisimu,bacalah Al-Qur'an ini di kala kau merindukanku.
Pesan untuk Zahraku : jangan lupa Sholat,jangan biarkan dirimu jauh dari Allah SWT,dan jangan lupa Cintai Fian karena Allah SWT

Dari

Ali Sahabatmu
 Entah berapa bayak air mata yang telah aku keluarkan setelah membaca sepucuk surat dari Ali. setelah membaca surat itu aku keluar kelas dan mencari tahu apa yang telah terjadi. Jiwaku serasa ngiluh saat aku harus mendengar bahwa Ali sahabatku telah tiada karena kecelakaan saat membelikan aku Al-Qur'an dan tasbih ini,aku hanya bisa menangis sambil memeluk Al-Qur'an dan menggenggam erat tasbih dari Ali."Aku berjanji akan menyimpan baik kenangan ini untukmu Ali.

Sepulang sekolah aku pergi ke tempat peristirahatan terakhir Ali. Di makam aku merasa tubuhku seperti lemas sekali ketika melihat gundukan tanah merah dan nisan bertuliskan nama Ali,seorang sahabat terbaikku yang sangat aku sayangi. Yang aku rasa saat itu hanyalah rasa sakit,rasa benci karena aku tak mampu menahan air mata ini. Akhirnya aku pun bersimpu di depan makam Ali,derasnya air mata membasahi pipi ini. Sungguh begitu piluh saat aku mengingat semua kenangan tentang Ali,saat Ali tersenyum,saat Ali mengusap air mataku "Kamu jahat Ali,kamu kejam. Kau tega tinggalkan aku sendirian,kenapa Ali?kenapa kamu tinggalkan aku secepat ini?kenapa kau tak mengajakku bersamamu sahabat?begitu tulus kau menyayangiku sehingga aku tak mampu menghapus semua kenangan ini. Aku sangat menyayangimu sebagai sahabat" saat itu pula aku sudah tak mampu mengatakan banyak kata-kata,aku hanya bisa menangis sambil menggenggam seonggok tanah merah yang menimbun tubuh sahabatku dan mencium nisan yang tertulis namamu sahabat. Aku lebih tak mampu menahan air mata ini saat aku harus membayangkan tubuh Ali terbenam di dalam tanah dan harus di timbun oleh seonggok tanah merah sungguh sedih aku mengenangmu sobat.

Setelah kejadian itu aku mencoba mengikuti nasihat yang Ali,aku mencoba untuk mencintai Fian karena Allah SWT. Ternyata benar apa yang telah dikatakan Ali bahwa dengan kita mencintai karena Allah SWT kita akan belajar ikhlas dan kesabaran.

Cinta ini mengajarkanku banyak hal, mengajarkanku untuk bersabar,mengajarkankun untuk ikhlas,dan tawwakal. Tidak hanya itu cinta ini juga mendekatkanku kepada Allah SWT,walaupun aku tak berhasil mengatakan cinta ini kepada Fian tapi setidaknya aku beruntung karena aku mampu belajar banyak atas cinta setengah hati ini.

To : Fian

Entah kapan kamu bisa tahu tentang apa yang aku rasa saat ini
Entah kapan kamu bisa mengerti apa yang telah terjadi padaku
Entah kapan kamu bisa membalas cinta kasih ini
Tapi seperti kata Ali bahwa aku harus mencintaimu karena Allah,maka harus kamu tahu bahwa aku mencintaimu bukan lagi karena nafsu untuk memilikimu tapi aku mencintaimu karena Allah SWT,aku ikhlas kau pergi bersama safa yang engkau cintai. Cinta tak pernah bisa kita ukur dari seberapa banyak materi yang telah kita berikan kepada pasangan kita,tak pernah bisa diukur dengan mengikuti apapun yang pasangan kita inginkan. Tapi cinta yang sebenarnya adalah dimana kita tak akan pernah mampu untuk menodai pasangan kita,cinta yang selalu membimbing kita di jalan Allah SWT. Itulah caraku mencintai seseorang.

From

Fatimah Az Zahra



By : Manzil Wahyu Khoironi

Selasa, 14 Agustus 2012

Corat-Coretku Part 3

Terkadang jadi orang yang selalu mengalah itu sakit
Terkadang saat kita mengalah pun kita tak pernah dihargai
Terkadang rasa lelah untuk selalu mengalah itu muncul di permukaan hatiku
Lelah karena harus selalu mengalah
Lelah karena aku harus ikhlas tersakiti
Lelah karena aku harus berpura-pura tegar sendirian
Lelah karena tak ada yang peduli terhadap perasaanku
Lelah karena aku harus berjuang sendiri menghadapi pahit dunia
Lelah karena harus bersabar
Lelah karena hati ini harus selalu menangis
tapi hati ini selalu percaya bahwa engkau selalu ada menemani hamba Ya Allah
Aku kuat menghadapi ini semua sampai detik ini hanya karena engkau Ya Allah
Hanya engkau lah alasanku bertahan sampai detik ini Ya Robb


By: Manzil Wahyu Khoironi

Jumat, 10 Agustus 2012

Corat-Coretku Part 2

Mungkin bagi orang hidup cuma sekali ini harus dinikmati sebaik-baik mungkin
Tapi,
bagiku hidup sekali ini itu penuh dengan perjuangan
Perjuangan untuk menahan sakit karena di sakiti
Perjuangan untuk hidup mandiri
Perjuangan untuk belajar dari kesalahan
Perjuangan untuk belajar sabar dalam menghadapi hidup
Perjuangan untuk berjalan lurus di jalan Allah
Perjuangan untuk selalu berbuat baik terhadap siapa saja yang telah berbuat buruk terhadapku
Perjuangan untuk tetap tegar
Perjuangan untuk belajar kebaikan
Perjuangan untuk selalu membantu orang yang membutuhkan kita
Dan perjuangan untuk tetap menyayangi orang-orang yang ada di sekitarku walaupun telah menyakitiku

itulah arti hidup bagiku

Rabu, 01 Agustus 2012

Fatamorgana


Senin,01 Juni 2010

Hari ini adalah hari pertamaku masuk sekolah ke jenjang yang lebih tinggi yaitu Sekolah Menengah Atas yang berbasis Internasional di daerah sekitar Surabaya. Aku tak tau harus senang karena aku dapat masuk di SMA ini atau aku harus bersedih karena harus meninggalkan teman-temanku di SMP yang aku cintai,tapi yang jelas yang aku rasa saat ini adalah ngiluh pada diriku sendiri,serasa ada pisau yang menyayat hati ini karena aku harus memulai kehidupanku yang baru dengan membawa luka ini. Luka yang tersakiti karena cinta,begitu pedih kurasakan,tapi aku tak berdaya melawan kesakitan ini. Di sinilah aku mulai semuanya,berharap tak ada lagi yang menyakitiku lagi,berharap disini aku mendapatkan pengganti dirinya.

Dengan hati yang tersayat-sayat ku langkahkan kaki yang lemah ini menyusuri lorong-lorong sekolah,kucoba berusaha tegar dan melawan kesedihan batin ini. Dalam renunganku tiba-tiba aku mendengar suara yang memanggil namaku.
Kinan : ”Mila!!!!”
Mila : ”eh Kinan”
Kinan : ”kita satu kelaskan?ayo pergi ke kelas bersama-sama”
Kujawab ajakannya dengan senyuman walaupun hati ini enggan untuk tersenyum.

Di kelas bertuliskan Class X-I,dengan menarik nafas sedalam-dalamnya aku memasuki kelas ini. Di dalam kelas ini sangat ramai sekali,aku lihat banyak wajah teman-temanku yang begitu bahagia karena mendapat teman baru. Aku memilih bangku nomor 3 dari depan,tepatnya aku duduk di belakang tempat duduk temanku yang bernama Albert. Awalnya aku takut pada Albert karena tingkah Albert yang begitu aneh padaku,tapi ternyata setelah aku kenal Albert ternyata dia anak yang menyenangkan walaupun dia sedikit aneh karena sekolah dia membawa corong.Di kelas aku,Erina digadang-gadang oleh teman-teman sekelas memiliki skandal dengan Albert,untungnya Albert adalah anak yang tak pernah menganggap hal itu serius. Setiap aku,Erina di goda teman-teman dengan Albert, Albert selalu menyambutnya dengan canda sedangkan aku dan Erina pun ikut membalasnya dengan canda tawa pula,kamipun tertawa riang. Sungguh hal yang menggembirakan bagiku.

Minggu, 05 September 2010

Di hari ini aku mencoba untuk melupakan masa laluku dengan menerima cinta Faris (Faris adalah teman sekolah waktu aku SMP).Langkah awal setelah aku menerima faris aku langsung menghilang selama 1 minggu (aku tak menghubungi Faris sama sekali) aku hanya ingin tau apakah dia benar-benar mau menungguku,dan ternyata setelah 1 minggu kemudian Faris masih setia menungguku. Dengan kejadian ini aku sadar bahwa Faris adalah orang yang baik.

Dari awal kami berkomitmen sudah kusampaikan bahwa aku tak menutut banyak,yang aku ingin hanyalah keterbukaan di antara kami.Aku berharap banyak pada Faris,aku berharap dia tak lagi menyakitiku seperti apa yang pernah aku rasakan,aku berharap dia bisa menjaga apa yang telah aku percayakan padanya.

Hubungan ini pada awalnya berjalan sangat mulus hingga ia mengingkari apa yang telah menjadi komitmen kami. Aku sangat menyayangkan kenapa anak sebaik Faris yang sangat aku percaya ternyata bisa menghianati kepercayaanku. Aku merasa sangat sakit saat dia hianati kepercayaanku tapi lagi-lagi seperti pengalamnku sebelumnya aku mengalah untuk mempertahankan hubungan ini,dengan hati yang tersakiti aku coba memungut puing-puing hatiku yang telah hancur berkeping-keping. Dengan sisa-sisa kepercayaanku pada Faris aku mencoba membangun kembali perasaan ini meski sakit tapi aku tetap bertahan,bagiku hidup ini seperti memaksaku untuk berjalan di atas duri penderitaan yang begitu pedih. Tak selang beberapa hari penghianatan itu muncul kembali,apa kalian tau bagaimana rasanya ketika kita yang telah berusaha untuk setia,dan terbuka pada pasangankita tapi ternyata pasangan kita tidak bisa seperti itu?dan apa kalian tau bagaimana rasanya jika kalian tau sendiri penghianatan itu dengan mata kepala kalian sendiri?apa lagi ini menyangkut perempuan lain. Aku benar-benar merasa sakit,hancur berlebur-lebur. Ingin sekali aku berteriak sekencang-kencangnya  dan lari dalam keadaan seperti ini,tapi apa dayaku?untuk kali ini aku benar-benar tak mampu lagi untuk membangun puing-puing perasaanku. Tak ada yang bisa ku katakan setelah kejadian ini dan yang hanya bisa ku lakukan menangis di hadapan sang ilahi robi dan berharap agar Faris bisa merasakan kesakitan yang aku rasakan saat ini.

Dengan sisa hati yang telah benar-benar hancur aku mengorbankan perasaanku,aku memilih untuk tetap menjalani ini dengan Faris.Dalam keadaan tertatih kujalani hubungan ini meski aku harus meneteskan air mata kepedihan saat mengingat apa yang aku korbankan. Pernah sekali aku mendengarkan kata cemoohan faris terhadapku,dia mengatakan  ”apa kamu gak punya malu?” saat mendengar itu aku hanya bisa meneteskan air mata,dalam hati aku berdoa”Tuhan cobaan apa lagi yang kau berikan padaku?” dengan air mata yang keluar dengan deras kucoba untuk tetap tabah dan tegar.

Dipertengahan kelas 10 cobaanku di uji kembali oleh Allah SWT,aku memiliki sebuah penyakit. Memang penyakit ini tidak membahayakan nyawaku,tapi disaat penyakit ini kambuh sungguh sangat amat menyiksaku. Yang membuatku lebih bersedih adalah penyakit ini hanya bisa di sembuhkan dengan operasi dengan mengangkat penyakit ini,dan hanya operasi itulah satu-satunya cara penyembuhannya.

Senin,06 Juni 2011

Sujud syukur setelah cobaan bertubi-tubi itu kenikmatan yang aku dapat adalah aku bisa naik kelas XI IPA. Pada awalnya aku berharap agar aku di kelas 11 ini mendapat kebahagiaan,manusia boleh berencana tapi tetap Allah lah yang memutuskan. Di kelas 11 ini cobaanku lebih besar dan banyak,mulai dari salah paham,skandal,di tersakiti. Karena aku merasa sangat amat tertekan dikelas 11 ini aku memutuskan untuk mengakhiri hubunganku dengan Faris.Bagiku salah paham adalah masalah yang sangat rumit bagiku,disini aku dan beberapa temanku sering salah paham. Salah paham ini membuatku tertekan di dalam kelas,belum lagi masalahku dengan temanku yang aku sendiri tak tau letak salahku di dia dimana tapi dia bersikap dingin padaku. Saat aku mengingat itu semua,air mata itu tiba-tiba keluar dari kedua kelopak mataku apalagi jika aku harus mengingat bahwa penyakit yang sudah 1 tahun bersarang di tubuhku belum sembuh. Aku sungguh merasa sendiri saat itu tak ada satupun yang mampu menenangkanku.

Terkadang terbesit dalam pikiranku bahwa aku ingin mengatakan kepada teman-temanku dan juga Faris bahwa tanpa mereka menyakiti aku,aku sudah merasa tersakiti oleh penyakit ini. Apa mereka mengerti beban hidup yang aku pikul sendiri???apa mereka tau apa betapa hancurnya aku di perlakukan seperti ini???Haruskah aku mengalah lagi demi kabahagian kalian tanpa mempedulikan kebahaagianku lagi dan lagi??aku memang pernah menyayangimu tapi hati dan perasaan ini bukan untuk kau sakiti bukan??aku bukan robot yang bisa kau sakiti sesuka hatimu,aku hanyalah manusia biasa yang bisa sakit saat kau sakiti teman. Setegar-tegarnya aku ada kalanya aku menangis,ada kalanya aku jatuh,ada kalanya aku sakit.Bisakah kalian sedikit saja mengerti apa yang aku rasa?bisakah kalian gunakan sedikit saja kau pakai hatimu untuk merasakan apa yang aku rasa????.

Dalam heningnya malam aku berdoa ”Tuhan aku tak minta sesuatu yang sangat muluk-muluk,aku hanya ingin beri aku sedikit saja kebahagiaan dalam aku menjalani sisa kehidupanku. Tuhan tolong jangan beri aku kepedihan lagi,aku sudah tak sanggup lagi menerimanya. Apa aku tak layak bahagia??”dengan sisa kehidupanku kini ku jalani hidup ini dengan puing-puing ketabahan hatiku yang telah sangat amat rapuh. Berbulan-bulan ku coba menahan rasa sakit ini tapi aku percaya bahwa Allah selalu bersamaku saat aku tersakiti. Tak ada satupun orang yang bisa menjadi tempatku bersandar dikala lelah menghampiriku dalan menghadapi kejamnya dunia ini,hanya Allah yang bisa menjadi tempat bersandarku saat itu

Aku percaya Allah tak akan membiarkan hal ini berlarut-larut,akhirnya Allah memberikan jalan keluarnya untukku. Memang tidak semuanya berakhir tapi setidaknya ini membuatku sedikit ringan dalam menghadapi dunia ini.


Senin, 09 Juni 2012

Sekarang aku di penghujung masa pendidikanku di SMA,saat aku merenung aku berfikir saat aku mencoba melupakan Faris dan membuka hati untuk orang lain adalah hal yang terbaik bagiku tapi ternyata aku salah semua rasa yang tercipta untuk orang lain itu tidak berlangsung lama,dan semoga saja ini akan menjadi akhir dari segala penderitaanku dan menjadi awal kebahagiaan untukku. Dan jika memang Faris yang terbaik untukku walaupun aku telah tersakiti oleh kehadirannya aku akan selalu mencoba menerimanya.

Kini aku berharap tak ada lagi manyakitiku. 

By: Manzil Wahyu
 

Corat-Coretku part 1

Aku pernah mikir mungkin kalau hidup ini seperti sinetron hidup ini akan menjadi lebih mudah dan indah.

Mungkin jika hidup ini seperti sinetron yang skenarionya kita tulis sendiri kita bisa menghilangkan semua bagian yang menurut kita tidak bagus,sehingga kita hanya tinggal menjalani kisah yang menurut kita bagus-bagus saja tapi kenyataannya tidak seindah itu.

Kita hidup di dunia ini memang seperti sinetron tapi yang membedakan dalah bukan kita yang menulis skenarionya,bukan kita yang menjadi sutradaranya,dan kita tak mampu menghapus cerita yang tak kita suka. di dunia ini yang menulis skenario cerita di sini,dan yang menjadi sutradaranya adalah Allah SWT,kita hanyalah seorang pemain yang hanya bertugas memerankan peran kita.

Entah apakah garis yang di ceritakan oleh Allah SWT itu pahit atau manis untuk kita,kita tidak bisa mengelak itu semua,kita hanya bisa menjalankan sesuai dengan apa yang telah di tulis dalam takdir ilahi.

by : Manzil wahyu
Diberdayakan oleh Blogger.