Senin,01 Juni
2010
Hari ini adalah
hari pertamaku masuk sekolah ke jenjang yang lebih tinggi yaitu Sekolah
Menengah Atas yang berbasis Internasional di daerah sekitar Surabaya. Aku tak
tau harus senang karena aku dapat masuk di SMA ini atau aku harus bersedih
karena harus meninggalkan teman-temanku di SMP yang aku cintai,tapi yang jelas
yang aku rasa saat ini adalah ngiluh pada diriku sendiri,serasa ada pisau yang
menyayat hati ini karena aku harus memulai kehidupanku yang baru dengan membawa
luka ini. Luka yang tersakiti karena cinta,begitu pedih kurasakan,tapi aku tak
berdaya melawan kesakitan ini. Di sinilah aku mulai semuanya,berharap tak ada
lagi yang menyakitiku lagi,berharap disini aku mendapatkan pengganti dirinya.
Dengan hati yang
tersayat-sayat ku langkahkan kaki yang lemah ini menyusuri lorong-lorong
sekolah,kucoba berusaha tegar dan melawan kesedihan batin ini. Dalam renunganku
tiba-tiba aku mendengar suara yang memanggil namaku.
Kinan :
”Mila!!!!”
Mila : ”eh Kinan”
Kinan : ”kita
satu kelaskan?ayo pergi ke kelas bersama-sama”
Kujawab ajakannya
dengan senyuman walaupun hati ini enggan untuk tersenyum.
Di kelas
bertuliskan Class X-I,dengan menarik nafas sedalam-dalamnya aku memasuki kelas
ini. Di dalam kelas ini sangat ramai sekali,aku lihat banyak wajah
teman-temanku yang begitu bahagia karena mendapat teman baru. Aku memilih
bangku nomor 3 dari depan,tepatnya aku duduk di belakang tempat duduk temanku
yang bernama Albert. Awalnya aku takut pada Albert karena tingkah Albert yang
begitu aneh padaku,tapi ternyata setelah aku kenal Albert ternyata dia anak
yang menyenangkan walaupun dia sedikit aneh karena sekolah dia membawa
corong.Di kelas aku,Erina digadang-gadang oleh teman-teman sekelas memiliki
skandal dengan Albert,untungnya Albert adalah anak yang tak pernah menganggap
hal itu serius. Setiap aku,Erina di goda teman-teman dengan Albert, Albert
selalu menyambutnya dengan canda sedangkan aku dan Erina pun ikut membalasnya
dengan canda tawa pula,kamipun tertawa riang. Sungguh hal yang menggembirakan
bagiku.
Minggu, 05
September 2010
Di hari ini aku
mencoba untuk melupakan masa laluku dengan menerima cinta Faris (Faris adalah
teman sekolah waktu aku SMP).Langkah awal setelah aku menerima faris aku
langsung menghilang selama 1 minggu (aku tak menghubungi Faris sama sekali) aku
hanya ingin tau apakah dia benar-benar mau menungguku,dan ternyata setelah 1
minggu kemudian Faris masih setia menungguku. Dengan kejadian ini aku sadar
bahwa Faris adalah orang yang baik.
Dari awal kami
berkomitmen sudah kusampaikan bahwa aku tak menutut banyak,yang aku ingin
hanyalah keterbukaan di antara kami.Aku berharap banyak pada Faris,aku berharap
dia tak lagi menyakitiku seperti apa yang pernah aku rasakan,aku berharap dia
bisa menjaga apa yang telah aku percayakan padanya.
Hubungan ini pada
awalnya berjalan sangat mulus hingga ia mengingkari apa yang telah menjadi
komitmen kami. Aku sangat menyayangkan kenapa anak sebaik Faris yang sangat aku
percaya ternyata bisa menghianati kepercayaanku. Aku merasa sangat sakit saat
dia hianati kepercayaanku tapi lagi-lagi seperti pengalamnku sebelumnya aku
mengalah untuk mempertahankan hubungan ini,dengan hati yang tersakiti aku coba
memungut puing-puing hatiku yang telah hancur berkeping-keping. Dengan
sisa-sisa kepercayaanku pada Faris aku mencoba membangun kembali perasaan ini
meski sakit tapi aku tetap bertahan,bagiku hidup ini seperti memaksaku untuk
berjalan di atas duri penderitaan yang begitu pedih. Tak selang beberapa hari
penghianatan itu muncul kembali,apa kalian tau bagaimana rasanya ketika kita
yang telah berusaha untuk setia,dan terbuka pada pasangankita tapi ternyata
pasangan kita tidak bisa seperti itu?dan apa kalian tau bagaimana rasanya jika
kalian tau sendiri penghianatan itu dengan mata kepala kalian sendiri?apa lagi
ini menyangkut perempuan lain. Aku benar-benar merasa sakit,hancur berlebur-lebur. Ingin sekali aku berteriak
sekencang-kencangnya dan lari dalam
keadaan seperti ini,tapi apa dayaku?untuk kali ini aku benar-benar tak mampu
lagi untuk membangun puing-puing perasaanku. Tak ada yang bisa ku katakan
setelah kejadian ini dan yang hanya bisa ku lakukan menangis di hadapan sang
ilahi robi dan berharap agar Faris bisa merasakan kesakitan yang aku rasakan
saat ini.
Dengan sisa hati
yang telah benar-benar hancur aku mengorbankan perasaanku,aku memilih untuk tetap
menjalani ini dengan Faris.Dalam keadaan tertatih kujalani hubungan ini meski
aku harus meneteskan air mata kepedihan saat mengingat apa yang aku korbankan. Pernah
sekali aku mendengarkan kata cemoohan faris terhadapku,dia mengatakan ”apa kamu gak punya malu?” saat mendengar itu
aku hanya bisa meneteskan air mata,dalam hati aku berdoa”Tuhan cobaan apa lagi
yang kau berikan padaku?” dengan air mata yang keluar dengan deras kucoba untuk
tetap tabah dan tegar.
Dipertengahan
kelas 10 cobaanku di uji kembali oleh Allah SWT,aku memiliki sebuah penyakit.
Memang penyakit ini tidak membahayakan nyawaku,tapi disaat penyakit ini kambuh
sungguh sangat amat menyiksaku. Yang membuatku lebih bersedih adalah penyakit
ini hanya bisa di sembuhkan dengan operasi dengan mengangkat penyakit ini,dan
hanya operasi itulah satu-satunya cara penyembuhannya.
Senin,06 Juni
2011
Sujud syukur
setelah cobaan bertubi-tubi itu kenikmatan yang aku dapat adalah aku bisa naik
kelas XI IPA. Pada awalnya aku berharap agar aku di kelas 11 ini mendapat
kebahagiaan,manusia boleh berencana tapi tetap Allah lah yang memutuskan. Di
kelas 11 ini cobaanku lebih besar dan banyak,mulai dari salah paham,skandal,di
tersakiti. Karena aku merasa sangat amat tertekan dikelas 11 ini aku memutuskan
untuk mengakhiri hubunganku dengan Faris.Bagiku salah paham adalah masalah yang
sangat rumit bagiku,disini aku dan beberapa temanku sering salah paham. Salah
paham ini membuatku tertekan di dalam kelas,belum lagi masalahku dengan temanku
yang aku sendiri tak tau letak salahku di dia dimana tapi dia bersikap dingin
padaku. Saat aku mengingat itu semua,air mata itu tiba-tiba keluar dari kedua
kelopak mataku apalagi jika aku harus mengingat bahwa penyakit yang sudah 1
tahun bersarang di tubuhku belum sembuh. Aku sungguh merasa sendiri saat itu
tak ada satupun yang mampu menenangkanku.
Terkadang
terbesit dalam pikiranku bahwa aku ingin mengatakan kepada teman-temanku dan
juga Faris bahwa tanpa mereka menyakiti aku,aku sudah merasa tersakiti oleh
penyakit ini. Apa mereka mengerti beban hidup yang aku pikul sendiri???apa
mereka tau apa betapa hancurnya aku di perlakukan seperti ini???Haruskah aku
mengalah lagi demi kabahagian kalian tanpa mempedulikan kebahaagianku lagi dan
lagi??aku memang pernah menyayangimu tapi hati dan perasaan ini bukan untuk kau
sakiti bukan??aku bukan robot yang bisa kau sakiti sesuka hatimu,aku hanyalah
manusia biasa yang bisa sakit saat kau sakiti teman. Setegar-tegarnya aku ada
kalanya aku menangis,ada kalanya aku jatuh,ada kalanya aku sakit.Bisakah kalian
sedikit saja mengerti apa yang aku rasa?bisakah kalian gunakan sedikit saja kau
pakai hatimu untuk merasakan apa yang aku rasa????.
Dalam heningnya
malam aku berdoa ”Tuhan aku tak minta sesuatu yang sangat muluk-muluk,aku hanya
ingin beri aku sedikit saja kebahagiaan dalam aku menjalani sisa kehidupanku. Tuhan
tolong jangan beri aku kepedihan lagi,aku sudah tak sanggup lagi menerimanya. Apa
aku tak layak bahagia??”dengan sisa kehidupanku kini ku jalani hidup ini dengan
puing-puing ketabahan hatiku yang telah sangat amat rapuh. Berbulan-bulan ku
coba menahan rasa sakit ini tapi aku percaya bahwa Allah selalu bersamaku saat
aku tersakiti. Tak ada satupun orang yang bisa menjadi tempatku bersandar
dikala lelah menghampiriku dalan menghadapi kejamnya dunia ini,hanya Allah yang
bisa menjadi tempat bersandarku saat itu
Aku percaya Allah
tak akan membiarkan hal ini berlarut-larut,akhirnya Allah memberikan jalan
keluarnya untukku. Memang tidak semuanya berakhir tapi setidaknya ini membuatku
sedikit ringan dalam menghadapi dunia ini.
Senin, 09 Juni
2012
Sekarang aku di
penghujung masa pendidikanku di SMA,saat aku merenung aku berfikir saat aku
mencoba melupakan Faris dan membuka hati untuk orang lain adalah hal yang
terbaik bagiku tapi ternyata aku salah semua rasa yang tercipta untuk orang
lain itu tidak berlangsung lama,dan semoga saja ini akan menjadi akhir dari
segala penderitaanku dan menjadi awal kebahagiaan untukku. Dan jika memang
Faris yang terbaik untukku walaupun aku telah tersakiti oleh kehadirannya aku
akan selalu mencoba menerimanya.
2 komentar:
bagus-bagus
hahahahahaha
eh ini cerita asli gak yaa
Posting Komentar