Pages

RSS

Kamis, 23 Agustus 2012

Pengorbanan Nisa


Namaku Nisa,aku lahir di Singapura 18 tahun lalu. Aku di lahirkan di Singapura saat abiku sedang sibuk mengurusi usaha tekstilnya di sana,mungkin sebagian orang menginginkan hidup seperti yang aku jalani saat ini. Hidup yang di penuhi dengan materi yang berlimpah,kasih sayang yang mengalir begitu derasnya dari kedua orang tuaku,dan yang tak kalah penting apa yang aku ingin selalu aku dapat. Aku sangat bahagia hidup dan tumbuh di keluarga ini,tapi aku sedikit sedih saat abiku mengirimku ke Mesir untuk menuntut ilmu di sana. Awalnya aku sangat sedih dan sedikit ngambek pada abi,tapi lama-kelamaan aku sadar bahwa ini yang terbaik untukku dan aku mencoba untuk menerima ini semua. Jam menunjukkan pukul 10 malam,kini waktunya untukku pergi ke bandara. Di bandara aku tak mampu menahan air mataku saat aku harus berpisah dengan umi dan abi,ku peluk erat umi dan abi dengan penuh cinta ”Aku sangat sayang umi dan Abi,tunggu Nisa kembali ya bi”ucapku dengan rasa penuh haru ”Kami juga sangat menyayangimu nak,abi akan selalu menunggumu nak” jawab abi dan memelukku ”Umi berpesan jangan lupa sholat ya nisa,jangan lupakan Allah SWT” sahut umi ”Iya mi Nisa akan selalu ingat nasihat umi”. Ku langkahkan kaki ini masuk kedalam pesawat yang siap membawaku ke Mesir.

2 tahun sudah aku menuntut ilmu di Mesir,dan 2 tahun pula aku belum pulang ke Indonesia sama sekali. Akhirnya aku memutuskan tahun ini untuk pulang ke Indonesia. Hari ini aku tiba di bandara internasional Soekarno-Hatta,hatiku benar-benar gembira sekali karena aku akan bertemu dengan umi dan abi. Di pintu keluar bandara aku melihat umi dan abi menjemputku dengan senyum khas mereka,umi dan abiku pun menjadi lebih bahagia saat mereka melihat putri satu-satu mereka memutuskan memakai jilbab untuk menutupi auratnya. Pertemuan yang sangat mengharukan bagiku,tanpa berfikir panjang aku langsung memeluk umi kemudian memeluk abi. Begitu kami sampai di rumah aku mengamati sekeliling rumahku dan tak banyak yang berubah dari rumah ini.

Sudah 1 bulan ini aku di Indonesia,harusnya aku kembali ke Mesir 1 minggu yang lalu tapi aku masih sangat berat jika aku harus meninggalkan lagi keluargaku ini. Di saat waktu senggang aku dan keluargaku berkumpul,seperi biasa aku bermanja-manja kepada abi ”Bi Nisa boleh minta sesuatu ke abi?” ucapku dengan tidur dipagkuan abi ”Putri abi ingin apa dari abi?” sahut abi dengan membelai pipiku ”Bi boleh tidak Nisa meneruskan kuliah di Indonesia saja?Nisa tidak mau meninggalkan abi dan umi lagi,Nisa mohon ya bi” jawabku dengan memohon kepada abi ”Tapi bukannya di Mesir lebih maju dan bagus sayang?” ”Kalau masalah itu kan tergatung setiap individunya bi,percuma juga kan bi aku kuliah di Mesir yang begitu maju Universitasnya tapi aku tidak bisa konsentrasi kuliah karena pikiranku ada di sini bersama abi dan umi,tapi kalau Nisa kuliah disini insyaallah Nisa akan lebih berkonsentrasi” jelasku kepada abi ”ya sudah jika itu yang Nisa mau,abi akan mencari universitas yang baik untuk Nisa” ”terima kasih ya bi”.

Hari ini hari pertamaku masuk di salah satu Universitas Islam swasta di Jakarta. Saat aku berjalan di lorong tiba-tiba ada seorang lelaki memberi salam padaku ”Assalamualaikum” lelaki itu mengucapkan salam denga menundukkan kepalanya ”Waalaikumsalam” balasku dengan menundukka kepala juga ”Anda pasti mahasiswi baru di sini ya?perkenalkan nama saya Arman mahasiswa bahasa arab” ucap laki-laki itu dengan senyumnya ”Iya,nama saya Nisa. Wah kebetulan saya juga mahasiswi bahasa arab,bisakan kamu mengantar saya ke kelas?karena dari tadi saya telah mencari kelas bahasa arab tapi saya tidak bisa menemukannya” ”Denga senang hati saya akan mengatar kamu ke kelas” aku dan Arman akhirnya pergi ke kelas bersama-sama. Aku sangat senang bisa bertemu dan berkenalan dengan seorang laki-laki yang tampan,gagah,berwibawa,taat kepada agama, dan sopan seperti Arman tapi sayang Arman tak bisa menarik hatiku. Kami memang baru berkenalan tapi kami bisa sangat akrab layaknya sahabat yang telah kenal lama,kami juga saling membantu di saat mengalami kesulitan. Arman juga sering mengantarku pulang dan berbincang-bincang dengan abi dan umi,sejak itulah Arman sangat dekat dengan kedua orang tuaku.

Siang itu setelah kuliah aku pulang sendirian karena kebetulan Arman sedang sibuk mengurusi Baksos yang akan dilaksanakan oleh anak-anak SKI. Saat aku berjalan menuju keluar kampus tiba-tiba ada mobil yang kehilangan kendali dan hampir menabrakku,tapi untung saja ada seseorang yang menolongku. Pria yang menolongku itu sangat berbeda dengan Arman,pria itu berpenampilan seperti orang rock and roll tindik tak luput menghiasi telinganya dengan kaos oblongnya dan celana yang robek dimana-mana tapi entah kenapa saat aku berada di dekatnya aku merasa seperti ada getaran yang sangat aneh. Pria itu bernama Edo seorang anak begajulan yang tak tau aturan dan adab,awal aku berkenalan aku merasa sangat aneh saat di dekatnya karena jujur ini baru pertama kalinya aku bergaul dengan anak yang sangat tak tau aturan seperti ini. Edo pernah aku bawa ke rumah dan aku perkenalkan pada abi,umi dan Arman,tidak heran jika abi dan umi tak suka melihat Edo yang sangat tidak sopan dan aku pun tak memaksa orang tuaku untuk menyukai Edo karena aku tau bahwa umi dan abi adalah seseorang yang sangat memegang teguh agama,sedangkan Edo entah kapan dia terakhir melaksanakan sholat. Arman yang sangat menghargai orang pun entah kenapa saat aku kenalkan padanya tiba-tiba Arman pergi tanpa meninggalkan sepatah kata padaku atau pun kepada Edo.

Semenjak aku berteman dengan Edo aku lebih sering pergi dan di antar pulang oleh Edo. Intensitasku yang lebih sering bersama Edo membuat abi dan umi tak nyaman,hingga abi pun menegurku sesaat setelah Edo mengantarku pulang. Setelah aku membuka pintu aku di kejutkan oleh suara abi yang begitu keras menegurku ”Nisa sampai kapan kamu akan bergaul dengan pemuda begajulan itu?!!” bentak abi kepadaku ”Bi dia itu punya nama dan namanya Edo” jawabku dengan wajah yang mulai memerah karena baru pertama kali ini aku di bentak oleh abi ”Sudah bi Nisa kan baru pulang,biarkan saja dia istirahat dulu” sahut umi membelaku ”Umi jangan pernah membela Nisa,karena Nisa ini sudah salah langkah. Dan kamu Nisa,abi tak mau lagi melihat kamu bergaul dengan pemuda begajulan itu lagi. MENGERTI NISA!!!” ”Maaf bi Nisa tidak bisa,karena Nisa Menyukai Edo” ”APA!!!! Apa yang bisa kamu harap dari pria yang tak tau adat itu?mengurus dirinya dan agamnya saja dia tak mampu apa lagi mengurusi dirimu?apa anak begajulan seperti itu yang akan kamu jadikan imam dikeluargamu kelak Nisa??bagaimana Edo bisa mengarahkan kamu di jalan Allah SWT,jelaskan pada abi Nisa?”Sahut abi dengan nada lebih tinggi ”itulah bi yang membuat Nisa menyukai Edo,Nisa tertantang abi untuk membimbing Edo di jalan Allah SWT”sahutku dengan berlinang air mata ”Diam !!!”ucap abi memotong omonganku ”sudah bi,sudah. Nisa masuk kamar” jawab umi lagi-lagi membelaku. Hari itu aku sangat sedih sekali karena aku untuk pertama kalinya membangkang apa yang dikatakan oleh orang tuaku demi orang seperti Edo,mungkin ini adalah hal yang konyol tapi aku pun tak bisa membohongi hatiku bahwa aku sangat menyayangi Edo.

Semenjak kejadian itu hubunganku dengan orang tuaku menjadi sangat renggang. Tak ada lagi ciuman untukku yang selalu abi dan umi berikan untukku setiap aku akan pergi kuliah. Sepulang kuliah seperti biasa Edo menjemputku dan membawaku ke sebuah tempat yang sangat romantis,hal yang sangat tak kuduga terjadi padaku. Edo melamarku,hatiku sangat gembira sekali dan aku pun langsung menerimanya. Setelah itu aku pun di antar pulang oleh Edo. Sesampainya aku di halaman rumah aku berpapasan dengan Arman,aku memandangi Arman sedangkan Arman hanya fokus melihat depan dan mengatakan sesuatu padaku ”Aku kecewa padanyamu,sangat amat kecewa padamu. Yang pertama aku kecewa karena ternyata cintaku padamu tak terbalas dan kamu lebih memilih pria itu,yang kedua aku kecewa padamu karena Nisa yang sekarang tak lagi seperti Nisa yang aku kenal dulu. Nisa yang dulu adalah Nisa yang selalu patuh kepada orang tua,tapi Nisa yang sekarang adalah Nisa yang menentang orang tuanya sendiri” Ucap Arman dengan pandangan lurus kedepan dan begitu saja berlalu,aku hanya dapat terpaku mendengar apa yang dikatakan Arman dan tak terasa apa yang dikatakan Arman membuatku meneteskan air mata. Kuusap air mata ini dan segera memasuki rumah. Di dalam rumah aku melihat abi dan umi duduk di ruang tamu seperti menunggu seseorang,ternyata orang tuaku menungguku dan ingin membicarakan sesuatu padaku. Setelah aku duduk di hadapan orang tuaku,abi mulai mengatakan sesuatu hal dan hal itu adalah tentang perjodohanku dengan Arman. Aku sangat menolak perjodohan ini ”Maaf bi Nisa tidak bisa,karena Nisa telah dilamar Edo dan kami akan segera menikah” jelasku sambil menunjukkan cincin yang melingkar manis di jariku ”Umi mohon Nisa,tolong ikuti apa kata abimu sekali ini saja” pinta umi sambil berlutut dihandapanku dan berderai air mata ”Nisa mohon umi,umi jangan seperti ini biarlah Nisa menentukan jalan hidup Nisa sendiri” ”Dengarlah nak,ini umi yang melahirkan  dan membesarkanmu sedang memohon di hadapanmu. Umi tak ingin kamu terjebak oleh jebakannya” ”sudahlah umi kita sudah terlalu banyak berbicara,abi sudah capek mengingatkan Nisa. Dan kamu Nisa jika memang kamu lebih memilih Edo silahkan kamu pergi dari rumah ini dan jangan pernah kembali lagi ke rumah ini” sahut abi dengan tegas. Mendengar perkataan itupun aku langsung keluar dari rumah dan mencari Edo. Dengan hati yang hancur aku pergi mencari Edo di rumahnya,begitu kagetnya aku saat yang membuka pintu rumah Edo adalah seorang wanita dengan perut yang membesar , ya wanita itu hamil sekitar 8 bulan. Dengan deraian air mata aku bertanya kepada wanita itu siapa dia,aku lebih kaget lagi saat wanita itu menceritakan jati dirinya. Wanita itu bernama Lira,Lira adalah istri Edo yang di nikahi 4 bulan lalu. Edo menikahi Lira kerena Edo menghamili dirinya,dengan wajah yang sangat kebingungan aku menanyakan Edo, Lira pun memenggil Edo dan Edo menyahut panggilan istrinya dengan menyebut Lira dengan panggilan sayang. Hati ini  semakin sakit hancur,tak lama Edo keluar dan terkejut saat melihat aku. Setelah aku melihat Edo aku langsung pergi dengan deraian air mata, Edo mengejarku dengan hati yang piluh aku kembalikan cincin yang di berikan padaku tadi ”Aku memang hancur tapi aku punya perasaan dan aku tak bisa menyakiti hati istrimu do”. Aku berlari entah kemana kaki ini membawaku,di jalan aku berpapasan dengan mobil Arman. Arman menghentikan lagu mobilnya dan menghampiriku,kemudian Arman membawaku ke suatu tempat. Disana aku menceritakan semua yang telah terjadi pada diriku,Arman juga menceritakan sesuatu kepada diriku tentang Edo. Arman telah mengenal Edo beberapa tahun yang lalu,Arman juga sebenarnya telah mengatahui bahwa Edo telah memiliki istri tapi Arman tak pernah menceritakan padaku karena dia tau walaupun dia menceritakan padaku,aku takkan percaya karena aku sedang di butakan oleh cinta. Dan Arman juga percaya bahwa suatu saat nanti mata hatiku akan di buka oleh Allah dan tanpa Arman cerita aku akan tau semua kebenaran ini. Mendengar cerita Arman air mata yang keluar dari mata ini semakin deras,aku pun menangis di pelukan Arman. Setelah aku puas mencurahkan isi hatiku,aku diantar Arman pulang dan meminta maaf kepada orang tuaku.

Di rumah orang tuaku menerima permintaan maafku dengan baik,selain itu di hadapan kedua orang tuaku dan Arman aku menerima pinangan Arman. Aku berharap aku bisa bahagia dengan Arman,dan aku akan belajar untuk mencintai Arman. Ke esokan paginya ternyata ada Edo yang ingin menemuiku,aku menemuinya dengan rasa benci. Edo meminta maaf kepadaku dan memintaku untuk mau kembali padanya selain itu dia juga berjanji akan menceraikan Lira asalkan aku mau kembali padanya ”Apa kamu sadar kamu berbicara dengan siapa?aku ini wanita Edo dan aku tak mungkin tega menyakiti hati wanita lain,pergilah kamu bersama istrimu aku telah rela melepasmu untuk Lira” ”Nisa apa kamu tak mencintaiku?aku sangat mencintaimu Nisa”tanya Edo dengan memegang tanganku ”Aku memang mencintaimu Edo tapi  maaf karena aku lebih mencintai orang tuaku dan Arman,tolong jangan pernah lagi menggangguku karena minggu depan aku akan menikah dengan Arman. Aku memang ingin bahagia walaupun itu tanpamu akan ku coba. Aku rasa sudah cukup assalamualaikum” jelasku dengan menutup pintu rumah dan pintu hatiku untuk Edo.

By:Manzil Wahyu Khoironi

2 komentar:

PS Holic mengatakan...

semua orang ingin bahagia.. namun knp semua orang kerepotan mencari kebahagiaan tersebut?!?!?! :(

Belajar Photoshop

Unknown mengatakan...

karena semua orang itu gak mengerti apa arti kebahagiaan yang sesungguhnya
:)

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.