Pages

RSS

Senin, 20 Agustus 2012

Zahra

Hidupku tak seperti kehidupan gadis remaja lainnya.Walaupun kini usiaku telah menginjak 17 tahun tapi aku tidak bisa bebas seperti layaknya remaja lain yang bisa kemana saja yang mereka suka,karena aku tumbuh dalam keluarga yang keras, keluarga yang akan memberi toleransi pada setiap apapun yang menurut keluargaku tak baik. Awalnya aku menganggap bahwa hal ini sangat tidak baik untukku mencari pacar,sesuatu itu pasti akan muncul pada jiwa setiap remaja.

Diusiaku yang ke 17 tahun aku telah menginjak kelas 3 SMA. Di kelas 3 ini aku memiliki teman baru,aku sangat senang sekali,tapi entah kenapa pandanganku tak pernah bisa lepas dari anak yang duduk di bangku depan. Dia bernama Fian,sesosok anak laki-laki pendiam dan pandai ini telah berhasil memikat hatiku yang paling dalam. Tapi aku hanyalah gadis perempuan biasa yang tak mampu untuk mengungkapkan apa yang aku rasa,alasannya sangat sederhana yaitu karena aku adalah seorang gadis sedangkan anak gadis tak pantas untuk memulainya dahulu. Aku memutuskan untuk menyimpannya dalam hatiku yang sangat dalam,dan aku hanya bisa berdoa agar Allah melindungi aku dari rasa sakit hati.

Siang itu tepat pukul 10.00 WIB waktunya jam istirahat,waktu istirahat ini aku manfaatkan untuk melaksanakan sholat dhuha di masjid sekolahku. Di masjid ini lah aku selalu mencurahkan segenap isi hatiku mulai dari perasaan sedih maupun senang. Kubersimpu dalam setiap sujudku,kusebut nama-Mu di setiap nafasku Ya Allah. Selesai sholat dhuha aku bersiap-siap untuk kembali ke kelas,tiba-tiba ada yang menepuk punggungku dari belakang "Assalamualaikum,Zahra kan?" "Waalaikumsalam,iya"jawabku dengan tersenyum "Alhamdulillah,kenalkan aku Ali anak XII IPA 5 aku sering melihatmu di masjid ini sholat dhuha,bolehkan kita kenalan?" sahut laki-laki itu dengan mengulurkan tangan "Namaku Fatimah Az Zahra" "Nama yang indah" ucap Ali dengan senyum yang menghiasi wajahnya,kami pun pergi ke kelas bersama.

Di kelas seperti biasa aku hanya mampu memandang Fian dari jauh. Terkadang hati ini ingin sekali mendekatinya tapi apa daya aku tak mampu melakukan itu semua. Hari ini di kelasku ada anak baru,dia bernama Safa,Safa adalah seorang gadis cantik yang berkulit putih dan bermata sipit dan indah. Dikelas Safa menjadi primadona bayak laki-laki yang terkesima oleh kecantikan Safa tak terkecuali Fian. Kedekatan Fian dan Safa kali ini membuat hatiku sakit hati,lagi-lagi aku bisa apa?setiap aku sakit melihat Fian dan Safa aku hanya bisa berlari ke masjid untuk sholat Dhuha dan berdoa untuk mencurahkan segala isi hatiku kepada Allah SWT. Dalam tangis ku berdoa "Ya Allah begitu sakit hati ini melihat mereka berdua,begitu hancur hati ini. Hati ini telah hancur berkeping-keping,Kupungut sisa-sisa kepingan hati ini untuk menjalani hidup ini. Kuatkanlah hati yang rapuh ini Ya Allah". Selesai sholat Dhuha dan masih dalam masjid aku bertemu dengan  Ali,kami pun bercerita banyak. "Zahra kenapa bersedih?"ucap Ali dengan lembut "Aku tak tau pantaskah aku menyimpan rasa sayang ini kepada Fian,hatiku sakit saat melihat Fian dan Safa bermesraan" tak terasa aku mengatakan hal itu dengan linangan air mata "Cintailah seseorang itu karena Allah SWT bukan karena nafsu,niscaya kita akan ikhlas walaupun kita harus kehilangan orang itu,seperti cintaku ke kamu Zahra" tegas Ali sambil mengusap air mataku "Apa Ali?" "Maaf jika aku lancang mengungkapkan isi hatiku,tapi aku mencintaimu karena Allah SWT dan hal itu lah yang membuat aku ikhlas jika harus kehilangan kamu. Mungkin bagimu aku aneh karena aku bisa mencintaimu padahal kita baru saling mengenal selama 3 hari,tapi asal kamu tahu aku butuh waktu 3 hari untuk mengenalmu tapi aku butuh waktu selama sisa hidupku untuk menyayangimu" "Tapi aku tidak bisa menerimamu" "Zahra tak perlu menerima cintaku ini,biarlah kasih sayang ini selalu menyertaimu dalam setiap hidupmu dan biarlah masjid ini yang menjadi saksi betapa besar rasa sayangku terhadapmu"Ucap Ali sambil berlalu meninggalkanku. Dengan wajah kebingungan aku mengusap air mataku dan bergegas meninggalkan masjid.

Semenjak kejadian itu aku tak lagi bertemu dengan Ali,jujur aku merasa sedikit bersedih karena aku merasa sangat kehilangan sahabat baik seperti Ali,aku sangat rindu saat aku dan Ali sholat Dhuha bersama-sama. Pagi ini aku berangkat lebih awal dari hari-hari sebelumnya,aku sangat kaget saat melihat sebuah bungkusan kecil  beserta sepucuk surat. Kubuka perlahan bungkusan itu dan ternyata bungkusan itu berisi Al-Qur'an mini dan Tasbih,setelah itu aku buka sepucuk surat itu dan membacanya.

To : Fatimah Az Zahra tersayang

Maaf karena aku tak lagi bisa menemanimu
Maaf karena aku tak lagi mampu menghapus air matamu
Maaf karena aku tak lagi mampu untuk menghiburmu dikala kau sedih
Maaf karena aku harus meninggalkanmu seperti ini
Beribu maaf karena aku tak mampu lagi melawan takdir yang telah di gariskan oleh Allah SWT,entah kenapa Allah hanya memberiku waktu yang sangat amat sedikit bagiku untuk mencintai dan menyayangimu tapi aku bahagia.
Aku bahagia karena bisa mengenalmu
Aku bahagia karena bisa mencintai dan menyayangimu walaupun hanya sebentar saja
Hal terindah yang pernah aku lakukan selama aku hidup adalah MENCINTAI FATIMAH AZ ZAHRA sungguh aku mencintaimu karena Allah SWT.
Kutitipkan sedikit kenangan untukmu yaitu Al-Qur'an dan tasbih ini untukmu,aku harap ini dapat menggantikan posisiku untuk di sisimu,bacalah Al-Qur'an ini di kala kau merindukanku.
Pesan untuk Zahraku : jangan lupa Sholat,jangan biarkan dirimu jauh dari Allah SWT,dan jangan lupa Cintai Fian karena Allah SWT

Dari

Ali Sahabatmu
 Entah berapa bayak air mata yang telah aku keluarkan setelah membaca sepucuk surat dari Ali. setelah membaca surat itu aku keluar kelas dan mencari tahu apa yang telah terjadi. Jiwaku serasa ngiluh saat aku harus mendengar bahwa Ali sahabatku telah tiada karena kecelakaan saat membelikan aku Al-Qur'an dan tasbih ini,aku hanya bisa menangis sambil memeluk Al-Qur'an dan menggenggam erat tasbih dari Ali."Aku berjanji akan menyimpan baik kenangan ini untukmu Ali.

Sepulang sekolah aku pergi ke tempat peristirahatan terakhir Ali. Di makam aku merasa tubuhku seperti lemas sekali ketika melihat gundukan tanah merah dan nisan bertuliskan nama Ali,seorang sahabat terbaikku yang sangat aku sayangi. Yang aku rasa saat itu hanyalah rasa sakit,rasa benci karena aku tak mampu menahan air mata ini. Akhirnya aku pun bersimpu di depan makam Ali,derasnya air mata membasahi pipi ini. Sungguh begitu piluh saat aku mengingat semua kenangan tentang Ali,saat Ali tersenyum,saat Ali mengusap air mataku "Kamu jahat Ali,kamu kejam. Kau tega tinggalkan aku sendirian,kenapa Ali?kenapa kamu tinggalkan aku secepat ini?kenapa kau tak mengajakku bersamamu sahabat?begitu tulus kau menyayangiku sehingga aku tak mampu menghapus semua kenangan ini. Aku sangat menyayangimu sebagai sahabat" saat itu pula aku sudah tak mampu mengatakan banyak kata-kata,aku hanya bisa menangis sambil menggenggam seonggok tanah merah yang menimbun tubuh sahabatku dan mencium nisan yang tertulis namamu sahabat. Aku lebih tak mampu menahan air mata ini saat aku harus membayangkan tubuh Ali terbenam di dalam tanah dan harus di timbun oleh seonggok tanah merah sungguh sedih aku mengenangmu sobat.

Setelah kejadian itu aku mencoba mengikuti nasihat yang Ali,aku mencoba untuk mencintai Fian karena Allah SWT. Ternyata benar apa yang telah dikatakan Ali bahwa dengan kita mencintai karena Allah SWT kita akan belajar ikhlas dan kesabaran.

Cinta ini mengajarkanku banyak hal, mengajarkanku untuk bersabar,mengajarkankun untuk ikhlas,dan tawwakal. Tidak hanya itu cinta ini juga mendekatkanku kepada Allah SWT,walaupun aku tak berhasil mengatakan cinta ini kepada Fian tapi setidaknya aku beruntung karena aku mampu belajar banyak atas cinta setengah hati ini.

To : Fian

Entah kapan kamu bisa tahu tentang apa yang aku rasa saat ini
Entah kapan kamu bisa mengerti apa yang telah terjadi padaku
Entah kapan kamu bisa membalas cinta kasih ini
Tapi seperti kata Ali bahwa aku harus mencintaimu karena Allah,maka harus kamu tahu bahwa aku mencintaimu bukan lagi karena nafsu untuk memilikimu tapi aku mencintaimu karena Allah SWT,aku ikhlas kau pergi bersama safa yang engkau cintai. Cinta tak pernah bisa kita ukur dari seberapa banyak materi yang telah kita berikan kepada pasangan kita,tak pernah bisa diukur dengan mengikuti apapun yang pasangan kita inginkan. Tapi cinta yang sebenarnya adalah dimana kita tak akan pernah mampu untuk menodai pasangan kita,cinta yang selalu membimbing kita di jalan Allah SWT. Itulah caraku mencintai seseorang.

From

Fatimah Az Zahra



By : Manzil Wahyu Khoironi

6 komentar:

Nyovika mengatakan...

weh tambah sering buat cerpen i manzil :D

Unknown mengatakan...

iseng-iseng nyo buat ngisi waktu liburan
hehehehehe
menurutmu piye nyo?

Unknown mengatakan...

ciyee .. makin banyak koleksi cerpen.nya nih :p

bagus zil,, :)
tapi nek gg salah, aku baca ada yg salah nama ya ?
seharus.e ali, tapi malah fian yg kamu tulis ?

Unknown mengatakan...

ini lah dia jeng2 yg pada rempong,..haha :P

Unknown mengatakan...

oh iyah man ntar aku ganti
hahahahaha
maklum masih amatiran
wkwkwkwkwkw

Unknown mengatakan...

halah sing ngomong yo rempong kok
:p
hahahahahaha

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.